Revitalisasi Arah Gerakan Pengkaderan HMI

8 Feb 2009
(Sebuah kado ulang tahun HMI ke 62 )
Oleh; Mukhlis Fahruddin*

Sekitar 62 tahun yang lalu tepatnya 5 Februari 1947 (Himpunan Mahasiswa Islam) HMI berdiri yang di prakarsai oleh Lafran Pane, cukup tua untuk sebuah organisasi mahasiswa. HMI berstatus organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan yang bersifat independen. Dalam perjalanannya, HMI tidak terlepas dari kritik terdahap pola pengkaderanya selama ini, dan mempertanyakan sejauh mana peran HMI mampu mencetak kader-kader bangsa yang berkualitas. Tulisan ini adalah sebuah perenungan dari kader yang selama ini merasakan pola pengkaderan di HMI. Tulisan in diharapkan mampu menyegarkan kembali semangat awal berdirinya HMI dan membangun kembali arah pengkaderan HMI yang berkualitas.

Orientasi HMI

HMI adalah organisasi pengkaderan, artinya HMI adalah wadah pencetak kader bangsa yang berkualitas, mempunyai sumbangsih yang nyata terhadap bangsanya, seimbang dan terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrawi. HMI mencetak kader yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Bagaimana seharusnya peran HMI dalam mencetak kadernya?

Tujuan HMI telah terumus dalam AD. ARTnya yaitu: “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.”

Dengan rumusan tersebut pada hakekatnya seharusnya pola pengkaderan di HMI mampu menciptakan/meningkatkan spiritualitas dan intelektualitas para kadernya. HMI pada hekekatnya bukan sekedar organisasi massa dalam pengertian fisik maupun kuantitatif saja, tetapi sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat-potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya mencapai tujuan dengan cara-cara perjuang yang benar dan efektif.


Komisariat; Tempat Mengkader diri

Pengkaderan di komisariat adalah ujung tombak dan awal pembentukan kader-kader HMI, bermutu atau tidaknya kader tergantung pada proses pengkaderan dia di komisariat HMI. Untuk mewujudkan kader yang berkualitas, komisariat harus mampu mewujudkan tradisi akademis yang kondusif untuk pengembangan kapabilitas dan mentalitas kader. Jadikan komunitas ini adalah kampus kedua setelah kampus Formal yang kita masuki.

HMI adalah sebuah organisasi pengkaderan, ada tradisi akademis yang dikembangkan HMI.Tradisi yang harus dikembangkan adalah; tradisi membaca, tradisi berdiskusi, tradisi meneliti. Jika tradisi ini tidak ada dikamisariat HMI, maka penulis sarankan untuk mencari wadah lain selain HMI.

HMI dan Miniatur Masyarakat

HMI adalah sebuah kumunitas intelektual, sebuah komunitas menuntut kita untuk belajar bagaimana hidup bersama, bagaimana membangun komunikasi dengan orang lain, bagaimana kita saling menghargai satu dengan yang lain.

Para kadernya akan disodorkan sebuah miniatur masyarakat yang akan mereka hadapi. Para keder akan belajar untuk memanajemen diri sendiri, mengatur orang lain (memimpin), mengelola sebuah komunitas, menyelenggarakan sebuah kegiatan dan sabagainya.

Sebuah organisasi tidak akan terhindar dari konflik, oleh karena itu HMI adalah sebuah tempat untuk mengatasi konflik dan memecahkan masyalah secara bersama-sama atau individu. Ini adalah tempat kita untuk mengkader diri, jika kita terjun langsung di tenah masyarakat kita tidak akan kaget dengan realitas yang majemuk dan problem yang komplek, kita sudah membekali diri dengan keterampilan untuk memcahkan masalah secara bijaksana. Maukah kita mengkader diri dengan baik di HMI?


Kualitas Insan Cita HMI

Insan Cita HMI adalah kualitas kepribadian para kader, dengan tiga aspek; Pertama Kualitas insan akademis; intelektual, berpikir rasional, kritis, berpengatahuan luas, objektif. Kedua, kualitas insan pencipta, kreatif, inovatif, terbuka, mau mengembangkan diri, mempunyai motivasi berkarya yang tinggi, dan ketiga, kualitas insan pengabdi yang bernafaskan Islam; bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesama, ikut bertanggung jawab terciptanya lingkungan yang baik, adil dan makmur.

Dengan kata lain kualitas insan cita adalah intelektual plus kesadaran, intelektual plus ketaqwaan dan intektual plus kesholehan-kearifan. Kualitas ini terintegrasi kedalam kehidupan sehari-hari dan melekat pada setiap diri kader yang selanjutnya mengambil perannya dalam bidang masing-masing.

Besar harapan kualitas pengkaderan HMI harus dikembalikan kepada semangat dari para pendirinya, sehingga kader-keder HMI benar-benar menjadi sang pembaharu, yang mempu memecahkan problem umat, bukan menjadi trouble maker atau bagian dari problem bangsa ini, yang korup, yang memanfaatkan rakyat untuk kepentingannya, yang memanfaatkan kepintarannya untuk membodohi rakyat. Semoga menjadi keder harapan bangsa.

Terjebak kepada Politik Praktis
Kader HMI telah memegang peran yang beragam dalam kehidupan berbangsa ini, baik dalam wilayah akademis, keagamaan, masyarakat, bidang kesehatan, politik, birokrasi dan lain sebagainya, tetapi sebagian besar pengamat mengatakan orientasi pengkaderan HMI sudah tidak seperti orientasi awal berdirinya HMI, HMI hanya tertarik dan cenderung mencetak kader-kadernya kearah politik praktis dari pada kearah akademisi.

Pendapat diatas harus kita sikapi dengan bijaksana, tentunya meraka tidak asal ngomong tentang hal ini dan tentunya almarhum cak Nur Cholis Madjid pernah mengatakan “bubarkan HMI” cukup beralasan karena memang antusias kader HMI ke arah politik lebih dominan dari pada ke tema yang lain.

Antusias ke dunia politik tidaklah salah dan tidak ada larangan bagi kader HMI, yang jadi masalah adalah pengkaderan ini janganlah diarahkan sepenuhnya kewilayah politk praktis, tetapi harus didasarkan kepada semangat perjuangan yang benar-benar bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang adil makmur, penuh kearifan, berperadaban tinggi yang dirindhoi Allah SWT. Itulah tujuan HMI dan itulah karakter Kader HMI; Insan akademis, pencipta, dan pengabdi

Silakan memilih mau mengkader diri seperti apa di HMI? Jangan pernah berhenti untuk belajar..Go Ahead!!!


*) Penulis adalah pendidik dan mantan Kabid P3A HMI Komisariat UIN Maulana Malik Ibrahim (d/h UIN Malang), tinggal di Malang.

Bidata singkat Penulis
Nama : M Mukhlis Fahruddin
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 20 November 1982
Alamat Asal : Desa Centini Rt 02/08, Laren Lamongan Jawa Timur
Alamat Domisili : Masjid Nurul Iman Jl.Terusan sigura-gura Blok D.166 Poharin, Karang Besuki Malang
No Tlp/HP : 08563625347
Email : Mukhlis_fahruddin@yahoo.com
No Rekening : An. Mukhlis Fahruddin. BNI Cabang UB Malang. 0039489177

0 komentar:

 
 
Copyright © KAHMI UIN Malang