Kecerdasan Muraqabah dan Muhasabah

8 Agu 2007
Oleh: M. Mukhlis Fahruddin

Bila hati telah diamanatkan tentang apa yang menjadi kewajibannya, maka perlu sistem kontrol diri agar jiwa tidak melanggar batas dan merusak dirinya sendiri. "Barang siapa melanggar batas-batas Allah maka sesungguhnya dia telah berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri" (ath-Thalaq: 1). Oleh karena itu maka kita memohon untuk selalu istiqomah dalam memegang tali agama Allah. Sistem kontrol ini terkadang melemah seiring dengan berbagai permasalahan dan cobaan hidup, maka perlu adanya upaya meng-Up grade sistem kontrol kita dengan dua konsep muraqabah dan muhasabah.

Muraqabah
Seorang hamba wajib mengontrol seluruh aktifitas gerak hati, lisan dan perilakunya. Apabila seorang hamba telah merasakan muraqabatullah maka sesungguhnya ia telah memelihara batas-batas agamanya, tidak ada celah baginya untuk melanggarnya, karena ia meyakini dan berikrar : "Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasi kamu" (an-Nisa: 1). Bukti muraqabah adalah tercermin dalam akhlak, perilaku yang buruk terjadi karena sistem kontrol diri yang buruk, maka perbaikan aqidah (muraqabah) harus dilakukan. Dalam (muraqabah) setiap perbuatan yang akan dilakukan maka dia akan berkata ” apakah Allah ridho dengan apa yang akan saya kerjakan ini?”

Muraqabah adalah sebuah bentuk kesadaran karena dengan muraqabatullah maka seorang hamba membagi umurnya dalam lima bagian (1) bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. (2) amar ma’ruf nahi mungkar dengan senantiasa bertaubat, dan tafakkur.(3) bersyukur yang diwujudkan dengan sikap batin, lisan dan amal shalih. (4) menjaga hati dan seluruh anggota tubuh untuk tetap istiqomah. (5) bersabar dalam menghadapi cobaan-musibah hidup dan bersabar dalam menjalankan perintah Allah dengan tidak mengeluh apalagi protes.

Dengan muraqabah memungkinkan sesorang beraktifitas dalam kesadaran penuh, dia tau apa yang dilakukan dan dia juga tau apa konsekuensi yang akan terjadi jika dia melakukannya, sehingga dia melakukan aktifitas tidak sembarangan (asal-asalan), setiap aktifitasnya sudah dipikirkan sebelumya. Kecerdasan inilah sebagai kontrol diri. Seandainya para penguasa melakukan konsep ini maka tidak ada istilah KKN, tidak ada istilah ketidakadilan, kecurangan. Semua aktifitas dalam kondisi terkontrol-tersadarkan dan bisa dipertanggung jawabkan.

Muhasabah
Mengevaluasi diri sendiri merupakan perintah Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok" (al-Hasyar: 18), dan setiap apa yang telah kita kerjakan akan dimintai pertanggungjawabannya, langsung dunia dan nanti di akherat. Mengevaluasi diri sendiri sedini mungkin sebelum mengevaluasi orang lain atau dievaluasi orang lain dan akan dievaluasi nanti di kehidupan yang akan datang.

Umar ra memukul dua kakinya dengan cemeti disetiap larut malam seraya berkata : “Apakah yang telah engkau perbuat hari ini ?". Abu Thalhah menshadaqahkan kebunnya setelah ia menyadari bahwa shalatnya menjadi tidak khusyu' oleh karena kebunnya itu. Karakter hati yang bersih adalah was-was bila batas-batas Allah ia langgar sedemikian jauh tanpa ia sendiri menyadarinya. Karenanya muhasabah harian menjadi rutinitas aktifitasnya setiap kali selesai beramal. Karakter hati yang kotor tentu saja tidak merasakan apapun bahkan dengan tenang mentolerir segala penyimpangan itu dengan merasionalisasikan sikap dan tindakannya itu sebagai sebuah kewajaran yang jika hal itu dilakukan semakin lama makin menjauhkan diri kita dari kebenaran dan tertutuplah nurani. Itulah bentuk evaluasi yang tidak dilandasi dengan ajaran yanga benar, sehingga pengambilan alat evaluasi yang salah maka akan terjadi pembenaran dari aktifitas yang sebenarnya salah. "Sesungguhnya orang-orang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan mereka ingat kepada Allah maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya". (al-A'raf; 201)

Konsep muraqabah dan muhasabah adalah konsep bagaimana seharusnya menjadi khalifah fil ardhi dan menjadi insan kamil, inilah konsep menjadi ‘sang pembaharu’ Sebelum kita melakukan sesuatu maka kita bermuraqabah dan setelah kita mengerjakan suatu aktifitas maka kita harus bermuhasabah. Muraqabah dan muhasabah adalah upaya perbaikan mutu diri dan perbaikan kualitas aktifitas hidup. Jika kedua konsep manajemen hidup ini kita kuasai dan kita terapkan maka terciptalah kehidupan yang damai, bahagia dan selamat.

0 komentar:

 
 
Copyright © KAHMI UIN Malang