Indonesia Perlu Dewan Perwakilan Facebook

8 Nov 2009
Saat wakil rakyat tidak bisa diharapkan, dari facebook rakyat berbicara. Indonesia perlu Dewan Perwakilan Facebook, atau Fraksi Facebook yang dengan mudah, cepat dan Gratis masyarakat menyampaikan aspirasinya.

Sejak pemerintahan baru jilid II Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibentuk, ada komitmen besar dari pemerintah untuk meniadakan opsisi dan membuat pemerintahan bersama. Tidak hanya itu, upaya hal ini dilakukan juga dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dimana anggota perwakilan yang mendukung pemerintahan menjadi mayoritas dan sangat kuat. Namun sepertinya upaya tersebut justru melemahkan pemerintah karena minimnya suara oposisi sehingga lahirlah kekuatan natural masyarakat melalui berbagai cara termasuk lewat situs jejaring sosial Facebook.

Sebagai bukti, kita bisa lihat aksi masyarakat dalam menyikapi masalah KPK (Candra dan Bibit) yang dalam waktu 10 hari saja mampu mendapatkan dukungan lebih dari 1.000.000 orang faceboookers dan secara terus-menerus bergerak dan berambah. Hingga tulisan ini dibuat, dukungan sudah mencapai 1.086.302 lebih.

Fenomena ini tentu bukan sikap tiba-tiba atau semata dari bagian korban provokasi. Didukung dengan pemutaran rekaman percakapan Anggodo yang sangat nyata membuat masyarakat mampu menyimpulkan dan kemana mereka akan berpihak. Terlebih sikap DPR dalam komisi III menyatakan dukungan sepenuhnya POLRI untuk meneruskan kasus Candra dan Bibit di usut sampai ke meja peradilan dianggap masyarakat seperti menafikan adanya rekaman. Menjadi terbalik saat Dewan bertugas menyampaikan suara rakyat, tapi justru berbalik terhadap aspirasi masyarakat.

Pelajaran berharga yang dapat diambil bahwa masyarakat mulai menemukan ketidakpercayaan kepada institusi Dewan perwakilan yang justru tidak mewakili aspirasi. Masyarakat lebih memilih jalur facebook untuk bersuara dari pada mekanisme yang penuh politisisasi. Ini merupakan cermin dari kemunduran demokrasi dan sistem politik Indonesia, dimana institusi parlemen tidak dipercaya karena sifatnya yang berbeda dengan sikap masyarakat!