Apakah Salah itu...?

18 Sep 2007
Apa itu salah..? , sebaiknya cari jawaban sendiri apa arti kesalahan itu. Karena hal ini sangat erat hubungannya dengan rasa seseorang dalam menilai sesuatu. Tapi sebagai bahan perenungan, mungkin ini yang dapat saya bagi. Menurutku ada dua macam sebab salah: (1) Kesalahan yang lahir dari kebodohan/ketidaktahuan dan kelupaan. Kesalahan yang seperti ini wajar, dan bukan masalah dengan apa yang terjadi pada kesalahan tersebut. Menjadi wajar karena seseorang tidak mungkin untuk tahu tentang semuanya dan wajar karena seseorang punya potensi untuk lupa. Tapi setelah itu tidak ada lagi pembenaran, karena kesalahan telah diketahui atau kelupaan telah menjadi pengetahuan kembali. Kesalahan boleh ada karena sebab/kemungkinan yang tidak diketahui (ghaib). Kerena sesuatu yang ghoib inilah dunia menjadi dinamis dan manusia diperlukan menggunakan potensi kehidupannya untuk belajar. Di dalam agama kesalahan seperti ini tidak ada hukumnya (dima’fu) alias dimaafkan. Dalam bahasa agamanya “Al insanu mahalul khata’ wal nisyan” jadi manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Bahkan di dalam hukum positif kadang berlaku demikian, kalaupun mendapat hukuman sangsinya juga ringan kecuali ada keterlibatan mafia peradilan. Lantas bukan berarti merupakah pembenaran untuk senang dalam kesalahan. Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu, tapi bukan mencela orang yang tidak tahu.
(2) kesalahan karena kesengajaan. Seorang yang sebenarnya tahu kesalahan akan apa yang akan dilakukan tetapi tetap saja dikerjakan. Dari segi hukum agama sangat di cela dan hukumannya berat demikian juga denan hukum positif. Orang seperti ini dikalatan sebagai setengah manusia (manusia pecah), yang sebenarnya tahu kebenaran tapi tidak menjalankan dan tahu kesalahan tapi tidak ditinggalkan. Dalam hal bagaimanapun kalau seseorang ingin melakukan kesalahan, maka perlu dipertanyakan tentang kemanusiaannya. Karena dalam teori baik teologis atau filsafat bahwa inti kehidupan manusia adalah menginginkan kebenaran.




1 komentar:

Anonim mengatakan...

menurutQ artikelnya belum bisa membangun kesadaran hati nurani Q yang selalu berpikiran "takut salah",apa aQ yang terlalu berpikir dangkal terhadap suatu kesalahan??
aQ pernah membaca sebuah wacana yang berjudul "Wajah yang ku cinta",di buku itu aq mengutip kalimat yang berisikan bahwa "berkatalah benar atau diam", dan yang Q pahami dalam wacana tsb adalah..lebih baik diam daripada berkata salah, karena diam itu emas. Yang menjadi pertanyaanQ lagi, bagaimana pendapat Anda terhadap apa yang tela Q paparkan di atas??

 
 
Copyright © KAHMI UIN Malang